SANGATTA. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kutai Timur menegaskan komitmennya dalam memajukan kebudayaan daerah melalui penyelenggaraan Festival Magic Land 2025. Kepala Bidang Kebudayaan Disdikbud Kutim, Padliansyah, menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah mendukung terselenggaranya event budaya tahunan tersebut.
“Festival ini adalah ruang imajinasi, ruang kreativitas, dan ruang kebanggaan budaya bagi masyarakat Kutim,” ujarnya saat memberikan laporan panitia.
Padliansyah menambahkan bahwa penyelenggaraan Magic Land sejalan dengan amanat Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan. Ia menegaskan bahwa festival ini terus didorong agar menjadi ikon kebudayaan yang melekat pada identitas Kutim.
“Meski disiapkan secara sederhana, kami ingin Magic Land berkembang menjadi event budaya yang dicintai masyarakat dan dikenal secara luas,” katanya.
Pada kesempatan yang sama, Bupati Kutai Timur, Ardiansyah Sulaiman, memberikan sambutan yang menekankan pentingnya menjaga dan melestarikan nilai budaya. Menurutnya, budaya adalah identitas penting yang tidak boleh dilepaskan dari kehidupan masyarakat.
“Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarah dan budayanya,” tegasnya. Ia juga menyebut Kutim sebagai daerah heterogen yang kaya tradisi dan nilai budaya dari berbagai suku.
Bupati Ardiansyah turut menyinggung temuan penting terkait sejarah manusia purba di Kalimantan Timur yang diperkirakan berusia lebih dari 10.000 tahun sebelum masehi. Temuan tersebut menjadi bukti bahwa kawasan Kutim memiliki nilai sejarah yang sangat kuat dalam perjalanan sejarah Nusantara.
“Ini adalah aset sejarah yang harus terus kita jaga dan teliti. Temuan-temuan ini menunjukkan betapa panjangnya jejak peradaban di daerah kita,” katanya.
Selain Magic Land, Disdikbud Kutim telah menyiapkan rangkaian kegiatan kebudayaan lainnya sepanjang November 2025, seperti Pameran Sejarah Budaya Islam, Festival Pesona Budaya, hingga Festival Musik Anti Narkoba. Menanggapi program tersebut, Bupati meminta agar Disdikbud terus menggali, meneliti, dan mempublikasikan kekayaan budaya Kutim.
“Upaya ini bukan hanya kebanggaan daerah, tetapi merupakan kontribusi Kutim bagi kebudayaan nasional,” ujarnya.
Menutup sambutannya, Ardiansyah berharap kegiatan kebudayaan tahun ini dapat menjadi ruang apresiasi dan perjumpaan masyarakat dengan akar budayanya.
“Semoga festival ini menjadi ruang ekspresi bagi generasi muda dan momentum untuk memperkuat jati diri budaya kita. Mari kita wariskan nilai budaya ini kepada generasi berikutnya,” tutupnya disambut tepuk tangan meriah dari para hadirin.