Kepala Diskominfostaper Kutim, Kutim rapat bersama staf dalam percepatan Program SIKAT (FOTO: VS/narasipedia.net)
SANGATTA. Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian (Diskominfostaper) Kutai Timur (Kutim) akan meluncurkan Program SIKAT (Strategi Internet Kutai Timur Aman dan Terkelola). Terobosan ini lahir karena menilai kesenjangan akses internet menjadi salah satu hambatan terbesar peningkatan mutu pendidikan di Kutim.
Kepala Diskominfostaper Kutim, Ronny Bonar H Siburian menjelaskan, kondisi faktual di daerah tidak lagi memungkinkan pemerintah menunda pembangunan infrastruktur digital. Bahkan dari 694 sekolah, hanya 191 yang sempat terlayani internet gratis, itu pun terhenti sejak Maret karena kuota habis. Artinya hampir 75 persen sekolah berada dalam kondisi keterbatasan konektivitas.
Tidak adanya jaringan memadai bukan hanya menghambat Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK), tetapi juga memutus rantai pembelajaran digital dan menghalangi guru maupun siswa mengakses sumber belajar modern.
Hal ini lah yang membuat program SIKAT dirancang menjadi sebuah ekosistem, bukan sekadar penyediaan Wi-Fi. Koneksi adalah
jembatan menuju ilmu yang tidak dibatasi ruang dan waktu.
“Ini merupakan investasi masa depan, selaras dengan visi Kutim Tangguh, Mandiri, dan Berdaya Saing,” paparnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Infrastruktur TIK dan Persandian Diskominfostaper Kutim, Sulisman, memaparkan, implementasi akan dilakukan secara bertahap melalui pemasangan awal di 10 sekolah.
“Jadi sekaligus penguatan manajemen jaringan,” benernya.